Dengan judul "How to Lead Prayer Before Starting Lessons at School in English," guru Hasmawati membimbing siswa-siswa untuk memimpin doa sebelum memulai pembelajaran. Langkah-langkahnya pun sederhana namun penuh makna.
Kegiatan dimulai dengan perintah untuk berdiri, diikuti dengan salam kepada guru, dan diakhiri dengan duduk kembali. Langkah-langkah ini bukan hanya prosedur formal, tetapi juga simbolik untuk menciptakan suasana yang khusyuk dan penuh rasa hormat sebelum memasuki proses belajar-mengajar.
Sebelum memulai pelajaran, guru Hasmawati mengajak peserta untuk fokus pada doa. "Before we start to study about the major today, let's pray together to Allah SWT," ujarnya dengan penuh kelembutan. Peserta diajak untuk merenung sejenak sebelum memasuki atmosfer belajar.
Doa dimulai dengan penuh khidmat, menandai langkah awal kegiatan belajar. "Praying start," seruan lembut dari guru Hasmawati mengisi ruangan, memandu siswa untuk mengarahkan hati dan pikiran mereka pada doa bersama. Setiap kata doa disampaikan dengan penuh kesungguhan, menciptakan keheningan yang penuh makna di kelas tersebut.
Saat doa sudah cukup, peserta diajak untuk menyelesaikannya dengan penuh kesadaran. "Praying enough," ujar guru Hasmawati dengan lembut, menandakan akhir dari momen doa tersebut. Aura keheningan masih terasa di kelas, menciptakan suasana yang khusyuk dan penuh semangat untuk memulai pembelajaran.
Guru Hasmawati menjelaskan bahwa penggunaan bahasa Inggris dalam doa ini tidak hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai sarana untuk membiasakan siswa dengan penggunaan bahasa Inggris dalam konteks sehari-hari, termasuk dalam hal-hal yang bersifat spiritual.
English Camp ini tidak hanya memberikan wawasan baru dalam belajar bahasa Inggris, tetapi juga memperkaya pengalaman spiritual siswa-siswa Madrasah Ibtidaiyah Al Mubarak. Momen memulai pembelajaran dengan doa dalam bahasa Inggris menjadi pengalaman berharga yang tidak hanya melibatkan aspek kognitif tetapi juga aspek spiritual siswa. (BAYU/BRKTV)
