Simulasi ini, yang merupakan bagian dari kegiatan rutin tahunan, tidak hanya melibatkan siswa dari jenjang RA hingga MI, tetapi juga melibatkan orang tua siswa, kepala madrasah Al-Mubarak Ummi Zakiyah, guru-guru, dan staf admin. Menurut Ummi Zakiyah, kegiatan ini tidak hanya sekadar simulasi fisik, namun juga memiliki tujuan mendalam, yaitu memperkenalkan Rukun Islam ke lima kepada anak-anak sejak dini.
"Praktik manasik haji ini adalah momen yang sangat baik untuk memberikan pengajaran kepada anak-anak kita tentang pelaksanaan ibadah haji sejak dini. Semoga mereka bisa termotivasi dan mendapatkan gambaran bagaimana pelaksanaan ibadah haji yang sebenarnya kelak," ujar Ummi Zakiyah.
Dalam peragaan manasik haji cilik ini, anak-anak diajarkan mengenai setiap langkah pelaksanaan ibadah haji, mulai dari wukuf di Arafah, berjalan menuju Mina, melontar Jumrah, Tawaf mengelilingi Ka'bah, hingga Sa'i antara bukit Shafah dan Marwah. Selain aspek fisik, kegiatan ini juga memberikan penjelasan mendalam mengenai makna dan tujuan dari setiap ritus haji.
"Melalui simulasi ini, anak-anak dapat merasakan atmosfer spiritual dan kekhusyukan dalam menjalankan ibadah haji. Mereka belajar tentang arti kesabaran, keikhlasan, dan ketaatan dalam beribadah," tambah Ummi Zakiyah.
Turut hadirnya orang tua siswa dalam kegiatan ini memberikan peluang bagi mereka untuk ikut serta dalam pendidikan agama anak-anaknya. Dengan melibatkan keluarga, diharapkan nilai-nilai keagamaan dapat lebih tertanam kuat dalam kehidupan sehari-hari anak-anak.
Simulasi manasik haji ini tidak hanya menjadi sebuah acara sekolah biasa, tetapi sebuah peristiwa penting yang dapat membentuk karakter dan spiritualitas anak-anak sejak dini. Dengan semangat yang tinggi, para siswa Madrasah Al Mubarak Makassar menjalani setiap tahap ibadah haji, memupuk rasa cinta dan kekhusyukan dalam beribadah, serta mengenalkan mereka pada Rukun Islam ke lima sejak usia dini. (BAYU/BRKTV)
