Pimpinan madrasah, KH. Abdul Qadir Jaelani, memberikan arahan yang bijak dengan melibatkan para santri dalam kegiatan pembangunan tanpa mengganggu aktivitas belajar mereka. Pendekatan ini tidak hanya menciptakan fisik bangunan, tetapi juga membangun karakter, nilai-nilai gotong royong, dan kepekaan sosial pada para santri.
Tradisi yang dijelaskan dalam kegiatan ini tidak hanya terbatas pada kegiatan fisik, seperti pembuatan lubang pondasi, tetapi juga mencakup aspek kebersihan lingkungan. Membersihkan lingkungan madrasah bukan hanya menjadi kewajiban, tetapi juga menjadi cara untuk menanamkan nilai-nilai kebersihan dan tanggung jawab sosial kepada para santri.
Pentingnya gotong royong dalam Islam juga disoroti, dengan merujuk pada ayat Al-Qur'an yang menekankan pentingnya memudahkan urusan orang lain. Pesan ini tidak hanya relevan dalam konteks masyarakat muslim, tetapi juga memiliki nilai universal yang dapat diterapkan oleh semua individu, tanpa memandang agama atau latar belakang.
Semangat gotong royong, seperti yang tercermin dalam berita ini, bukan hanya memperkuat persatuan dan pembangunan bangsa secara fisik, tetapi juga membentuk karakter dan nilai-nilai positif pada generasi muda. Gotong royong menjadi landasan yang kuat untuk membangun masyarakat yang saling mendukung dan peduli satu sama lain. (BAYU/BRKTV)